Sosiologi Perilaku Menyimpang
Perspektif Sosiologis tentang Perilaku Menyimpang
Berkaitan dengan perilaku menyimpang tersebut, teori-teori sosiologi, baik yang ternasuk dalam kategori klasik maupun modern, telah memberi penjelasan yang cukup memadai untuk dijadikan pijakan kita dalam rangka memahami sebab-sebab terjadinya perilaku menyimpang. Dimulai dari Durkheim dengan konsepnya anomie, suatu situasi tanpa norma dan arah yang tercipta akibat tidak selarasnya harapan kulturan dengan kenyataan sosial. Selanjutnya, Merton mencoba menghubungkan anomie dengan penyimpangan sosial. Ia berpendapat bahwa sebagai akibat proses sosialisasi, individu belajar mengenal tujuan-tujuan penting kebudayaan dan sekaligus mempelajari cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut yang selaras dengan kebudayaan. Apabila kesempatan untuk mencapai tujuan tidak ada atau tidak mungkin, dan individu-individu mencari alternatif, perilaku alternatif itu bisa berupa penyimpangan sosial.
Merton menyebutkan ada 4 (empat) perilaku menyimpang, yaitu inovasi (innovation), ritualisme (ritualism), peneduhan diri (retreatism), dan pemberontakan (rebellion). Yang dimaksud inovasi adalah perilaku seseorang yang menerima tujuan secara budaya tetapi menolak cara-cara yang diterima masyarakat. Dalam pengerian ini, merampok merupakan perilaku inovasi, karena menolak bekerja keras dan memilih merampok untuk kaya. Mengganti cara (kerja keras dengan merampok) merupakan sebuah inovasi. Tentu saja sebuah inovasi yang negatif. Dalam bidang hukum, anggota masyarakat menolak menempuh jalur hukum dan memilih main hakim sendiri. Perilaku ini juga termasuk inovasi. Ritualisme terjadi manakala seseorang menerima cara-cara yang diperkenankan secara kultural tetapi menolak tujuan-tujuan kebudayaan. Seorang mahasiswa yang mengikuti upacara atau senam kesegaran jasmani dengan tujuan untuk mendapatkan beasiswa, bukan agar sehat, merupakan contoh perilaku ritualisme. Dalam bidang hukum, seorang pengendara sepeda motor memakai helm bukan demi keselamatan tetapi takut mendapatkan “tilang” atau bukti pelanggaran, merupakan contoh ritualisme.Pengasingan diri (retreatment) terjadi jika seseorang menolak baik cara-cara maupun tujuan yang diperkenankan secara budaya tanpa menggantinya dengan yang baru.
..SELENGKAPNYA..
(klik link dibawah ini)
Komentar
Posting Komentar